Skip to main content

Sedikit Review Buku 'Semua Ikan di Langit'




Beberapa waktu yang lalu tepatnya di 7 Juli aku membeli sebuah novel yang berjudul "Semua Ikan di Langit". Buku ini aku beli karena cover-nya yang menarik dan ada seseorang yang me-review bukunya dan dia mengatakan bahwa bukunya bagus dan mengandung banyak pesan untuk pembaca. Selain itu, ya karena lagi ingin ganti genre saja. Nah, dari situ akhirnya aku check out bukunya di Gramedia Shopee (sekalian waktu promo kan). 

Setelah sekitar 3 minggu, akhirnya buku dengan tebal 216 halaman ini berhasil kuselesaikan. Awalnya, aku kira novel ini hanyalah fantasi biasa—ceritanya seru dan bisa selesai dalam beberapa hari. Tapi ternyata, aku salah. Menurutku cerita dalam novel ini tidak bisa diselesaikan dalam beberapa hari, perlu dibaca dengan pelan, baru kita bisa memahami apa yang ingin disampaikan oleh penulis. 


Berkeliling bersama Beliau 

Menceritakan seorang Bus Damri yang diajak berkeliling angkasa bersama seorang anak laki-laki yang kelak dipanggil 'Beliau'. Nah, siapakah Beliau ini? Dan bagaimana bisa Bus Damri berkeliling di luar angkasa? Maksudnya apa sih? Ketika baru mulai membaca, jujur aku juga tidak paham maksud tulisannya apa dan mau dibawa kemana cerita ini. Tiba-tiba ada Bus Damri dan Beliau yang membawanya berkeliling ditemani oleh ikan julung-julung dan seekor kecoa bernama Nad dari Rusia. Meskipun rasanya aneh dan kurang nyambung, tapi justru hal-hal ini yang membuatku penasaran. 


Jadi, bukunya ingin menyampaikan apa sih? 

Menurutku buku ini ingin menyampaikan bagaimana si penulis atau 'Bus Damri' mengenal tuhan. Tuhan digambarkan dengan sosok Beliau yang bisa membawanya melintasi ruang dan waktu. Bus biasa yang biasa membawa penumpang dengan trayek yang biasa pula tiba-tiba dibawa terbang oleh Beliau bersama dengan ikan julung-julungnya. Di awal cerita, Bus Damri tidak mengenal siapa beliau. Dia menggambarkan beliau sebagai sesosok anak laki-laki dengan rambut keriting yang mengenakan jubah panjang yang terlalu besar untuknya, tidak bernapas, tidak pernah bicara, tidak makan, dan tidak menggerakkan tangannya. Oh ya, ada sebuah keunikan dari si Bus Damri ini. Dia bisa mendengar lewat lantai. Orang-orang yang menapak ke lantainya, menceritakan sebagian hidupnya, sedikit demi sedikit tanpa mereka sadari. Tapi, dia tidak bisa membaca cerita hidup si Beliau, karena kakinya tidak pernah menapak di lantai. Ya, Beliau melayang. 

“Beliau adalah beliau. Tidak jadi masalah bagaimana caranya dan apa bentuknya: Bagi beliau yang penting adalah menyebut dan mengingat dirinya, dan terus menyayanginya. Dan sebagai pengganti waktu yang saya gunakan untuk menyebut namanya, mengingat dirinya, dan tak berhenti menyayanginya, Beliau akan mengisi saya dengan kebahagiaan.”

Bus Damri mengatakan kalimat itu di salah satu bab yang berjudul "Mengenal Beliau: Nama Beliau". Tidak hanya di bagian itu, ada bagian-bagian lain dalam buku yang menguatkan opiniku bahwa memang buku ini membahas Tuhan dan segala keajaiban yang bisa Beliau lakukan. Apa yang membuat Beliau senang, marah, dan banyak hal lainnya. 

Eh, sebentar dulu. Meskipun membahas bagaimana tokoh utama mengenal 'Sang Pencipta', buku ini bukan buku religi. Jadi, penggambaran sosok Beliau disini memang kurang luas kalau untuk tuhan yang kita anut. Anggap saja Beliau yang ada disini adalah tuhan di dunia mereka, bukan di dunia kita. 

Tapi, tidak cuma itu saja. Beberapa bagian seperti menyindir manusia yang suka mengabaikan perintah dan larangan Beliau. Ditunjukkan dengan kemunculan tokoh bernama Jahanam yang menghasut manusia dan mereka pun termakan oleh hasutannya, mengikuti perintah-perintah anehnya yang sebenarnya adalah larangan dari Beliau. 

“Si Jahanam membuat godaan dan tipu daya kepada seluruh manusia di bumi untuk bisa terlihat lebih muda dan cantik. Hal tersebut membuat manusia merusak alam”.


Buku yang sulit dibaca? 

Hmm, kalau ditanya sulit atau tidaknya, bisa dibilang buku ini 'tidak mudah' untuk dibaca, apalagi di lembar-lembar awal buku. Kalimatnya agak sulit dipahami jadi perlu fokus. Perlu tekad kuat rasanya untuk menyelesaikan buku ini (sepertinya). Dan karena tokohnya bukan manusia, jadi perlu berimajinasi lebih untuk bisa masuk ke dalam ceritanya. Coba bayangkan, ada satu bagian dimana si Bus Damri diajak terbang ke luar angkasa yang sangat gelap, disana ada sebuah kamar yang berantakan, di dalamnya ada wanita yang pemalas dan kucingnya yang selalu membersihkan kamar itu (meskipun akhirnya berantakan lagi).  

Selain itu, ada tokoh-tokoh yang tidak digambarkan dengan jelas. Tapi, sepertinya memang sengaja sih. Misalnya, ada Umi Yuyun yang tiba-tiba muncul dan menceritakan suaminya yang suka makan ikan asin. Nah, siapa Umi Yuyun? Sampai akhir pun aku tidak tahu siapa dia. 

Tapi secara keseluruhan, menurutku buku ini wajib banget untuk dibaca. Setiap bab memiliki pesan dan keunikan tersendiri. Di dalamnya juga dilengkapi ilustrasi-ilustrasi menarik yang bisa membantu kita untuk berimajinasi. 



Comments

Popular posts from this blog

Cerita dari Mahakam: Mangu, Pesut, dan Senja

     Pagi itu langit terlihat sedikit mendung. Di dalam kamar, aku mengemasi barang-barang; memasukkan beberapa pasang baju dan dibalik pintu sepasang sandal tampak setia menunggu. Rencananya siang itu kami akan pergi ke Desa Pela. Ya, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa ini membentang di sepanjang Sungai Mahakam, habitat alami pesut mahakam yang semakin langka.      Sebelum melanjutkan cerita perjalanan, izinkan aku sedikit menjelaskan tentang mamalia unik ini. Pesut Mahakam ( Orcaella brevirostris) merupakan lumba-lumba air tawar yang hidup di sungai tropis. Sejak tahun 2000, pesut mahakam berstatus critically endangered karena populasi pesut dewasa berjumlah kurang dari 50 individu. Pada awalnya pesut mahakam banyak ditemukan di sekitar Muara Pahu-Penyinggahan, Kabupaten Kutai Barat, namun mereka mulai bermigrasi ke daerah Muara Muntai, Pela, dan Muara Kaman akibat meningkatnya lalu lintas ponton batu bara serta alih fungsi la...

Sebuah Fase

      S atu tahun lebih telah berlalu, dan tak ku sangka aku mampu. Aku tidak mengira malam-malam kelabu itu akhirnya berlalu dan kini semua kembali normal. Tapi, sejujurnya aku pun tidak yakin apakah kini memang benar-benar sudah menjalani hidup yang normal dan kembali menjadi diriku yang dahulu?     Beberapa lama rasanya seperti kehilangan diri sendiri. Aku pikir merelakan itu mudah, karena aku pun tahu bahwa rela atau ikhlas itu memang sesuatu yang seharusnya aku lakukan dan semua kejadian yang terjadi adalah atas kehendakNya. Tapi, apa iya semudah itu? Ternyata tidak. Ada beberapa fase yang ternyata berlalu selama 1 tahun terakhir di hidupku. Dan aku rasa aku sudah bisa menceritakan semuanya sekarang.      Jika boleh jujur, awalnya aku tidak merasakan apapun. Disaat yang lain berlinang air mata, aku hanya terdiam menatap rumah terakhir ibuk disana. Aku hanya berkata lirih, "semoga tenang" kemudian kembali ter...

Mengenal Manusia

  Manusia. Satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga, salah satu jenis makhluk hidup yang menempati planet nomor tiga di susunan tata surya Galaksi Bimasakti. Konon katanya manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya karena ia begitu dicintai oleh Sang Pencipta. Bahkan, di antara semua makhluk yang hidup di planet ini, hanya manusia yang diberikan akal dan perasaan olehNya.  Karena memiliki akal dan perasaan, makhluk ini pun menjadi beraneka ragam sifat dan karakternya. Ada yang hidup menjadi orang baik, ada yang menjadi orang jahat, ada yang sangat jahat (bahkan iblis yang bertugas menghasut manusia pun minder dengannya), dan lain-lain. Mengenal manusia juga tidak sesederhana   itu, hati manusia yang tersembunyi di dalam rongga perut sebelah kanannya tidak bisa dilihat langsung, makanya sulit sekali menebak perasaan makhluk ini. Begitu pula apa yang ada di dalam pikirannya. Otak dilindungi oleh suatu kerangka keras bernama tengkorak, kalau tidak dibuka, apa i...