Skip to main content

Hujan

Malam itu angin bertiup kencang 
Gemrisik dedaunan 
Petir menggelegar
Dingin, Sunyi, Sepi
Tapi,
Tak ingin ku merasa sepi
Ku buka lembar demi lembar puisi
Larik yang kurasa
Aku tak kuasa
Walau hanya sekejap saja
Kembali pada kenangan indah disana
Apakah masih bisa terulang?

Comments

Popular posts from this blog

Cerita dari Mahakam: Mangu, Pesut, dan Senja

     Pagi itu langit terlihat sedikit mendung. Di dalam kamar, aku mengemasi barang-barang; memasukkan beberapa pasang baju dan dibalik pintu sepasang sandal tampak setia menunggu. Rencananya siang itu kami akan pergi ke Desa Pela. Ya, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa ini membentang di sepanjang Sungai Mahakam, habitat alami pesut mahakam yang semakin langka.      Sebelum melanjutkan cerita perjalanan, izinkan aku sedikit menjelaskan tentang mamalia unik ini. Pesut Mahakam ( Orcaella brevirostris) merupakan lumba-lumba air tawar yang hidup di sungai tropis. Sejak tahun 2000, pesut mahakam berstatus critically endangered karena populasi pesut dewasa berjumlah kurang dari 50 individu. Pada awalnya pesut mahakam banyak ditemukan di sekitar Muara Pahu-Penyinggahan, Kabupaten Kutai Barat, namun mereka mulai bermigrasi ke daerah Muara Muntai, Pela, dan Muara Kaman akibat meningkatnya lalu lintas ponton batu bara serta alih fungsi la...

Sebuah Fase

      S atu tahun lebih telah berlalu, dan tak ku sangka aku mampu. Aku tidak mengira malam-malam kelabu itu akhirnya berlalu dan kini semua kembali normal. Tapi, sejujurnya aku pun tidak yakin apakah kini memang benar-benar sudah menjalani hidup yang normal dan kembali menjadi diriku yang dahulu?     Beberapa lama rasanya seperti kehilangan diri sendiri. Aku pikir merelakan itu mudah, karena aku pun tahu bahwa rela atau ikhlas itu memang sesuatu yang seharusnya aku lakukan dan semua kejadian yang terjadi adalah atas kehendakNya. Tapi, apa iya semudah itu? Ternyata tidak. Ada beberapa fase yang ternyata berlalu selama 1 tahun terakhir di hidupku. Dan aku rasa aku sudah bisa menceritakan semuanya sekarang.      Jika boleh jujur, awalnya aku tidak merasakan apapun. Disaat yang lain berlinang air mata, aku hanya terdiam menatap rumah terakhir ibuk disana. Aku hanya berkata lirih, "semoga tenang" kemudian kembali ter...

Catatan Perjalanan: Makassar - Bulukumba

Tahun 2023 bukanlah tahun yang mudah buatku. Banyak hal yang terjadi, bisa dibilang lebih banyak hadehhhnya daripada alhamdulillahnya. Tapi, apakah aku harus terus menerus terpuruk dalam kesedihan? Tentu saja tidak. Apa kata ibuk disana kalau aku masih saja begitu? Ah, ya tulisan kali ini bukan ingin menggalau seperti beberapa tulisan sebelumnya, tapi sesuai judulnya 'catatan perjalanan', tulisan kali ini memang akan berisi catatan dari perjalanan yang sudah aku lakukan.                Hampir di penghujung tahun 2023, terbesit di kepala 'wah gimana ya kalau akhir tahun liburan entah kemana'.Di saat yang bersamaan, seorang sahabat mengusulkan rencana untuk berlibur ke Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Mengapa Makassar? Tidak lain dan tidak bukan karena harga tiket yang paling murah. Kami berangkat dari 2 kota berbeda di pulau yang berbeda pula, sehingga sudah pastilah kami mencari 'titik tengah' untuk bertemu.      Kami berdua...