Skip to main content

PKL Angkatan 58 ke BALI (Part 2)

Hai haiii... jadi ini adalah kelanjutan dari cerita sebelumnya.
Okee lanjut, 

Pencacahan. Ini yang paling berkesan di PKL kemarin. Disini kita diharuskan untuk bisa ngomong panjang lebar sama orang, mengorek banyaak informasi, membuka kembali ingatan orang jauh setahun yang lalu, dan bukan hanya 1 atau 2 informasi aja, tapi ada banyaak informasi yang harus didapatkan. Disinilah aku tau cari data tu ga gampang, menjelaskan ke orang lain dengan latar belakang masing-masing orang yang berbeda-beda juga ga gampang, belum tentu mereka bisa langsung menangkap inti pembicaraan kita. Mesti ngejelasin sampe beberapa kali sampai paham sebenernya apasih yang kita tanyakan? Hmm.. Susah? Iya, tapi asikk jadi tau rasanya ngomong sama berbagai macam orang.

Responden pertama. Seorang bapak yang sudah cukup tua, butuh waktu 1.5 jam untuk menghabiskan semua pertanyaan. Tapi, bapaknya baiiik banget, welcome banget ketika aku datang dan menanyakan banyaak hal. Tanpa diminta pun bapak ini bersedia nyariin kartu keluarganya buat aku yang lagi nge data anggota rumah tangga. Sebenernya bukan di responden ini yang paling berkesan, tapi di responden lain, dimana bapak ini kurang bisa bahasa Indonesia._. Ketika berkunjung ke rumah bapak ini langsung ketemu dengan orang nya langsung. Sebut aja bapak X. Pada waktu datang ke rumahnya,beliau lagi bersama dengan seorang ibu yang juga udah paruh baya. Sebut saja ibu Y. Perkenalan lah kita berdua (jadi disini aku sama temen ceritanya).Ternyata eh ternyataa bapak ini kurang ngeh sama bahasa Indonesia. Waduh bisa susah ini, pikirku. Tadinya udah ngerasa aman duluan karena ada orang lain, yaitu ibu Y. Tapiiii ternyataaa si ibu Y ini malah yang ngga bisa bahasa Indonesia sama sekali :( Akhirnya yaudah lah ya kita mulai aja wawancaranya. Setelah mulai ternyata banyak pertanyaan yang ngga dipahami sama bapak ini jadi harus nanya berulang kali. Belum lagi ketika aku nanya,"Pak kalau istrinya namanya siapa ya pak?", eh si ibu Y menjawab panjaang dengan bahasa Bali.Wah, ngga ngerti kan ya. Tapi ternyata isti bapak ini sudah ngga ada lagi (itu dari beberapa kata yang ku tangkap dari kalimat panjang yang dikatakan ibu Y, untungnya ngga salah tangkap). Singkat cerita, untuk prtanyaan-pertanyaan lain susah banget untuk diungkapkan. Beberapa waktu kami berdua sama-sama terdiam untuk berpikir "harus ngomong apa ya?" biar bapak ini paham. Untuk responden ini kami menghabiskan waktu 1.5 jam, padahal ada 1 blok pertanyaan (banyak juga) yang di skip karena memang bapak ini tidak terlibat didalamnya. Cape? iya. Tapi disinilah keasikannya. Lega rasanya bisa berhasil menjelaskan banyaak hal ke bapak ini. Sampai bisa mendapatkan jawaban yang diinginkan. Terimakasih buat temen saya yang udah ngebantuin :)

Well, selain responden-responden di atas,sebenernya masih banyak lagi cerita menarik dibalik wawancara dengan responden, karena respondenku ngga cuma 2 itu aja :v Tapi semua udah berhasil di wawancarai. Terimakasih sebesar besarnyaa buat keluarga responden yang udah ngebantu jadi penerjemah (anaknya atau cucunya atau siapapun), dan teman-teman aku yang udah nganter kesana kemari dan udah bantu probing, setidaknya tidak membiarkan responden gabut ketika aku memikirkan pertanyaan selanjutnya :v Okay, cerita pencacahan sampai disini. Masih banyak yang bisa diceritakan,tapi buat konsumsi pribadi aja kali yaa. Next, KSA dan Ubinan!

(Foto di atas diambil di pantai legian, Badung, Bali. Pantai dengan sunsetnya yg begitu indah)

KSA (Kerangka Sampling Area), jadi disini kita harus ke segmen-segmen yang sudah ditentukan, mencari titik koordinat nya dimana, dan kita ambil foto. Nah, jadi setiap pcl punya 2 segmen, jadi dalam 1 tim totalnya ada 6 segmen yang harus diselesaikan. oke, begini ceritanya. Segmen ku yang ada 2 ini sama sekali ngga aku sentuh. Kenapa? Sesuai kesepakatan tim, aku berdua dengan (sebut saja mawar) harus menyelesaikan pencacahan di BS ku. dan temen2 yang lain (yg cowo2 nih) yang pada berangkat ke segmen ku. Sore itu segmenku selesai. Keesokan harinya aku ikut ke segmen salah satu teman yang lain. Wahh segmennya dekeettt banget sama pantai :v Sewaktu tiba di sawah, tadinya kupikir tidak akan seluas itu. Ternyataa begitu luasss. Sebenarnya medan sawahnya terbilang cukup mudah karena kami tidak melewati hutan, sungai, jurang, dsb. Tapii namanya juga sawah, ada yang namanya sungai irigasi. Dan disinilah, berhubung aku yang kurang berani tempat tinggi dari dulu, jadi harus muter ketika kami harus menyebrangi sungai yang agak jauh jaraknya(ngga begitu jauh juga sebenernya, akunya aja yg gaberani nyebrang :( Singkat cerita, kami berhasil menyebrang yeeeyyy.. Tapi, ada aja hal lain yang bikin susah. Yap, galengan (tau kan ya jalan yang di tengah sawah yang memisahkan antar petak sawah) yang tinggi. Mana berani dah jalan disitu. Akhirnya kami muter lagi cari jalan yang ngga tinggi. Terimakasi buat temen saya ngerti banget dah ga dilewatin situ ehee.. Panas-panasan, haus, gatau arah( ini khusus aku aja yang ga gitu bisa baca maps), dan beberapa kali aku jatuh gara-gara ga ngeliat kalau ada lubang. Bukan lubang juga sih tapikan tau lah yaa kalo sawah yang abis panen, dan tanahnya kering, ditumbuhi rumput-rumput liar, tentunya ngga keliatan apakah jalan dibawah itu datar-datar aja atau ada jalan yang berlubang. Disitulah aku jatuh. Sempat juga jatuh terperosok dan kakiku nyemplung sungai irigasi. But, this day was fun. Capek banget. Tapi capenya ilang karena hari itu kami nyempetin buat pergi ke pantai setelah berlama-lama di sawah. Sorenya, kami balik lagi ke sawah, meskipun cuma sebentar, untuk mencari petani yang sawahnya berfase generatif.

Keesokan harinya, masih KSA. KSA kemarin bertempat di Lebih, dan hari ini di Blahbatuh, Bali. Huahahaa ini nih yang paling berkesan dan bikin ga lupa-lupa :") Gimana engga? Tempat segmen yang satu ini tidak di sawah padi, tapi di ladang jagung, dekat hutan, sungai, wilayah tak terurus, dan tempatnya *tinggi :( Bukan masalah kalau harus nyasak-nyasak hutan atau sungai atau apapun itu asalkan tempatnya ngga tinggi. Tapi disini, untuk menuju tempat yang sesuai dengan maps, harus naik turun dan jalan yang dilewati cukup untuk 1 kaki aja. Padahal cuaca begitu panas,tapi aku buka tutup masker terus, gegara kek gabisa napas dengan tenang rasanya naik turun ditempat kaya gitu. Di segmen ksa ini juga kami ketemu 4 ular sawah yang gede-gede. Tapi ketemu ular sawah masih ngga se ngeri naik turun nyariin subsegmen sih :v But, akhirnya segmen ini selesai dalam waktu kurang lebih 3 jam. Gara-gara segmen ini juga sepatu biru ganti warna jadi abu-abu, gara-gara nyemplung sawah yang baru dibajak, dan nyemplung jalan yang tanahnya becek (kalo yang ini emang sengaja nyemplung karena ga berani jalan di galengan kecil yang agak tinggi huhuu cupu ya saya ni). Finally, KSA done! Eh iya, waktu pulang sempet jatuh dari motor gara-gara jalanan yang ngga rata dan disitu kami ngga menyadari kalo ditengah jalan ada bagian yang agak tinggi.

(Sawah di Lebih, Gianyar. Ibu-ibu ini sedang bergotong-royong memanen padi)

Terakhir. Ubinan. Hmm ngga banyak yang bisa diceritain disini karena ngga ada hal-hal yang bikin takut dan sebagainya, tapi ubinan seru juga karena bisa nyobain panen padi sendiri, merontokkan gabah, dan mengerti betapa enaknya minum air karenaa panasnyaa ga karuan :v Selesai ubinan timku dan ada 1 tim lain makan bersama kepala BPS Gianyar dan Provinsi Bali, mitra BPS, dan beberapa orang dari BPS juga.

Well belum semua bisa diceritain disini, karena sejujurnya banyak cerita yang susah diungkapkan dengan kata-kata. Dan ada juga cerita-cerita yang biarlah saya aja yang tau. Berkat pkl setiap kali lewat sawah secara otomatis ngasih fase buat sawah itu :v Berkat pkl saya jadi ga gitu bored waktu di kereta sendirian dan ngelewatin sawah yang begituu luas. Karena sawah-sawah itu mengingatkan pada pkl yang begitu ..........(bole diisi sendiri). Akhir kata, terimakasih sudah membaca cerita pkl ku. Ini ceritaku, mana ceritamu? :)

(Pantai Lebih, Gianyar, Bali. Kerja wajib, tapi jangan lupa liburan dong ya)


(Hotel Gianyar, Gianyar, Bali. Ini teman² yang menghiasi hari-hari ku di Bali ehee) 


Comments

Popular posts from this blog

Cerita dari Mahakam: Mangu, Pesut, dan Senja

     Pagi itu langit terlihat sedikit mendung. Di dalam kamar, aku mengemasi barang-barang; memasukkan beberapa pasang baju dan dibalik pintu sepasang sandal tampak setia menunggu. Rencananya siang itu kami akan pergi ke Desa Pela. Ya, sebuah desa yang terletak di Kabupaten Kutai Kartanegara. Desa ini membentang di sepanjang Sungai Mahakam, habitat alami pesut mahakam yang semakin langka.      Sebelum melanjutkan cerita perjalanan, izinkan aku sedikit menjelaskan tentang mamalia unik ini. Pesut Mahakam ( Orcaella brevirostris) merupakan lumba-lumba air tawar yang hidup di sungai tropis. Sejak tahun 2000, pesut mahakam berstatus critically endangered karena populasi pesut dewasa berjumlah kurang dari 50 individu. Pada awalnya pesut mahakam banyak ditemukan di sekitar Muara Pahu-Penyinggahan, Kabupaten Kutai Barat, namun mereka mulai bermigrasi ke daerah Muara Muntai, Pela, dan Muara Kaman akibat meningkatnya lalu lintas ponton batu bara serta alih fungsi la...

Mengenal Manusia

  Manusia. Satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga, salah satu jenis makhluk hidup yang menempati planet nomor tiga di susunan tata surya Galaksi Bimasakti. Konon katanya manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya karena ia begitu dicintai oleh Sang Pencipta. Bahkan, di antara semua makhluk yang hidup di planet ini, hanya manusia yang diberikan akal dan perasaan olehNya.  Karena memiliki akal dan perasaan, makhluk ini pun menjadi beraneka ragam sifat dan karakternya. Ada yang hidup menjadi orang baik, ada yang menjadi orang jahat, ada yang sangat jahat (bahkan iblis yang bertugas menghasut manusia pun minder dengannya), dan lain-lain. Mengenal manusia juga tidak sesederhana   itu, hati manusia yang tersembunyi di dalam rongga perut sebelah kanannya tidak bisa dilihat langsung, makanya sulit sekali menebak perasaan makhluk ini. Begitu pula apa yang ada di dalam pikirannya. Otak dilindungi oleh suatu kerangka keras bernama tengkorak, kalau tidak dibuka, apa i...

Sebuah Fase

      S atu tahun lebih telah berlalu, dan tak ku sangka aku mampu. Aku tidak mengira malam-malam kelabu itu akhirnya berlalu dan kini semua kembali normal. Tapi, sejujurnya aku pun tidak yakin apakah kini memang benar-benar sudah menjalani hidup yang normal dan kembali menjadi diriku yang dahulu?     Beberapa lama rasanya seperti kehilangan diri sendiri. Aku pikir merelakan itu mudah, karena aku pun tahu bahwa rela atau ikhlas itu memang sesuatu yang seharusnya aku lakukan dan semua kejadian yang terjadi adalah atas kehendakNya. Tapi, apa iya semudah itu? Ternyata tidak. Ada beberapa fase yang ternyata berlalu selama 1 tahun terakhir di hidupku. Dan aku rasa aku sudah bisa menceritakan semuanya sekarang.      Jika boleh jujur, awalnya aku tidak merasakan apapun. Disaat yang lain berlinang air mata, aku hanya terdiam menatap rumah terakhir ibuk disana. Aku hanya berkata lirih, "semoga tenang" kemudian kembali ter...