Skip to main content

Catatan Perjalanan: Pulau Derawan

Tulisan kali ini bukan tentang perjalanan liburan dan bukan juga cerita fiksi. Meskipun bisa juga dibilang liburan, namun sejatinya tulisan kali ini hanya ingin meluapkan isi kepala yang terlalu penuh entah kenapa rasanya kepala ini belum juga kembali jernih seperti semula. Beberapa hari yang lalu, perjalanan dimulai dari yang awalnya hanya tentang 'pekerjaan' (re: perjadin) tapi berakhir dengan liburan. Sebenarnya, tidak bisa dibilang liburan juga sih, karena kami hanya singgah selama 2 hari 1 malam. 

    Pulau Derawan. Ya, pasti kalian sudah pernah dengar? Atau belum? Pulau ini adalah salah satu tempat wisata yang terkenal di Kalimantan Timur. Kok bisa? Iya, dia terkenal dengan keindahan lautnya dan biota laut di dalamnya. Sudah lama sekali rasanya ingin mengunjungi pulau ini tapi apalah daya akses yang terlalu jauh dan tentu saja budget yang tidak bisa dibilang murah. Tapi akhirnya kesempatan itu datang. Waktu itu sedang ada tugas di Berau dan kebetulan sampai hari Jumat. Kami (aku dan teman teman yang juga sedang tugas disana) akhirnya memutuskan untuk 'yuk extend semalam!' dan pergi ke derawan. Awalnya kami ragu, namun karena banyak yang membantu perjalanan kali ini pun terlaksana. 1 malam saja menginap disana. Dari yang tadinya cuma mau ke derawan, jadi sampai pulau Maratua :D

    Damai, tenang, beda sekali rasanya dengan kehidupan kota Samarinda. Harusnya suasana seperti itu bisa membantu menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak perlu dipikirkan, atau mencairkan isi kepala yang terlalu keras. Dan betul saja, rasanya senang sekali bisa pergi kesana menikmati keindahan alam ciptaan Allah. Tidak bisa berkata-kata, cuma bisa bilang MasyaAllah, indah sekali tempat ini ya. 

    Tapi, ditengah perjalanan itu bisa dibilang aku tidak bisa benar-benar menikmatinya. Kalau kalian baca blog post sebelumnya, kalian tentu tahu aku baru saja kehilangan orang yang paling dekat denganku, ibuk. Waktu sampai di Tanjung Batu, yang pertama kali terbesit di kepala adalah ingin sekali aku bilang 'buk, aku udah sampai di pulau terluar kaltim loh'. Eh, terluar bukan ya? Hmm entahlah yang jelas sudah seringkali ibuk dengar aku yg ingin pergi ke pulau derawan. Tapi tentu saja tidak bisa. Sekarang dunia kami sudah berbeda, ibuk sudah berada di tempat yang jauh lebih baik daripada dunia ini. Ketika disana ingin sekali rasanya video call memperlihatkan alam yang begitu menakjubkan. Tapi tidak bisa. Bahkan sampai berakhirnya liburan singkat ini, ketika sampai di kos pertama kali terbesit di kepala ingin menelpon ibuk. Karena biasanya seperti itu, kemanapun pergi, ketika pulang ya pasti ibu bertanya 'gimana tadi? lancar? seru?'. Sekarang sudah tidak ada lagi yang seperti itu. Loh, memang tidak bisa cerita ke yang lain? Bisa kok. Tapi feelnya beda. Tidak ada yang bisa menggantikan ibuk, pendengar terbaik selama 25 tahun aku hidup. Sepertinya, sampai kapanpun rasa kehilangan ini tidak bisa hilang. Ada yang kurang rasanya tanpa hadirnya ibuk di dunia ini. Tapi, aku masih bersyukur bertemu dengan orang-orang baik yang paling tidak membantu diri ini sehingga tetap waras. Saat ini hanya doa penyambung hubungan aku dan ibuk. Semoga ibuk mendengar doa-doaku ya, dan semoga semuanya tersampaikan. 



ini di Pulau Kakaban. Disini kalian bisa berenang bareng ubur-ubur yang tidak menyengat

kalau yang ini water cottage yang ada di Pulau Derawan. Cantik ya? Seru banget pagi-pagi disambut oleh penyu-penyu besar yang lagi cari makan di sekitaran rumah. Ada ikan-ikan kecil juga, burung-burung, dan masih banyak hewan lainnya. 

Comments

Popular posts from this blog

Catatan Perjalanan: Makassar - Bulukumba

Tahun 2023 bukanlah tahun yang mudah buatku. Banyak hal yang terjadi, bisa dibilang lebih banyak hadehhhnya daripada alhamdulillahnya. Tapi, apakah aku harus terus menerus terpuruk dalam kesedihan? Tentu saja tidak. Apa kata ibuk disana kalau aku masih saja begitu? Ah, ya tulisan kali ini bukan ingin menggalau seperti beberapa tulisan sebelumnya, tapi sesuai judulnya 'catatan perjalanan', tulisan kali ini memang akan berisi catatan dari perjalanan yang sudah aku lakukan.                Hampir di penghujung tahun 2023, terbesit di kepala 'wah gimana ya kalau akhir tahun liburan entah kemana'.Di saat yang bersamaan, seorang sahabat mengusulkan rencana untuk berlibur ke Makassar, ibukota Sulawesi Selatan. Mengapa Makassar? Tidak lain dan tidak bukan karena harga tiket yang paling murah. Kami berangkat dari 2 kota berbeda di pulau yang berbeda pula, sehingga sudah pastilah kami mencari 'titik tengah' untuk bertemu.      Kami berdua...

Dan Dunia itu Telah Runtuh

Saat itu akupun tersadar, ah memang semua yang ada di dunia ini hanyalah milik Allah dan akan kembali kepadaNya.      Satu hari, dua hari, hingga lebih dari satu minggu telah berlalu. Hari itu Jumat, 21 Oktober 2023 seseorang yang sangat sangat sangat berarti untukku telah pergi untuk selamanya. Mengapa aku menuliskan kata 'sangat' sebanyak tiga kali? Ya, karena memang seperti itulah sosok ibu untukku, bahkan tiga kalipun tidak bisa mewakili seberapa berarti dia untukku. Kehilangan bukanlah kata yang baru saja aku kenal, bukan juga sesuatu yang mengagetkan, tapi kali ini berbeda. 25 tahun menjalani kehidupan di dunia ini, siapa lagi orang yang selalu ada dalam suka maupun duka? Ibu. Hubungan kami memang bukanlah suatu hubungan yang sempurna, tidak jarang juga eyel eyelan (apa ya bahasa indonesianya haha), tapi tentu saja per-eyel eyelan itu tidak berjalan lama. Hanya beberapa saat saja dan kami akan berbaikan hanya dengan 'yuk cari es campur'.       ...