Beberapa waktu yang lalu, aku menyelesaikan sebuah novel fiksi sejarah berjudul As Long as the Lemon Trees Grow . Berlatar di Kota Homs, Suriah, novel ini menceritakan perjuangan warga Suriah di tengah revolusi yang mengguncang negara mereka. Saat itu, kondisi Suriah sedang sangat genting—perang berkecamuk di berbagai wilayah, dan Homs menjadi salah satu kota yang paling terdampak. Para revolusioner berusaha menjatuhkan pemerintahan yang berkuasa kala itu. Tokoh utamanya bernama Salama, seorang mahasiswi farmasi yang terpaksa menjadi tenaga medis di tengah kekacauan negaranya. Kurangnya dokter dan banyaknya korban berjatuhan membuatnya bertekad membantu di salah satu rumah sakit di kotanya. Salama kehilangan seluruh keluarganya di suatu insiden tragis, kini ia tinggal bersama Layla — teman masa kecil sekaligus istri dari kakak laki-lakinya. Buku fiksi sejarah ini memang membahas tentang perang revolusi yang saat i...
Manusia. Satu kata yang sudah tidak asing lagi di telinga, salah satu jenis makhluk hidup yang menempati planet nomor tiga di susunan tata surya Galaksi Bimasakti. Konon katanya manusia diciptakan dengan segala kesempurnaannya karena ia begitu dicintai oleh Sang Pencipta. Bahkan, di antara semua makhluk yang hidup di planet ini, hanya manusia yang diberikan akal dan perasaan olehNya. Karena memiliki akal dan perasaan, makhluk ini pun menjadi beraneka ragam sifat dan karakternya. Ada yang hidup menjadi orang baik, ada yang menjadi orang jahat, ada yang sangat jahat (bahkan iblis yang bertugas menghasut manusia pun minder dengannya), dan lain-lain. Mengenal manusia juga tidak sesederhana itu, hati manusia yang tersembunyi di dalam rongga perut sebelah kanannya tidak bisa dilihat langsung, makanya sulit sekali menebak perasaan makhluk ini. Begitu pula apa yang ada di dalam pikirannya. Otak dilindungi oleh suatu kerangka keras bernama tengkorak, kalau tidak dibuka, apa i...